Melestarikan Batik
Di kota Pekalongan yang terkenal dengan julukan kota batik. Kegiatan yang terkait tentang batik ditumbuhkembangkan, termasuk simpul pasar khusus yang menjajakan batik seperti Pasar Grosir batik dan Kampung Batik Kauman. Di sisi lain pendidikan batik secara formal pun dibuka seperti berdirinya pendidikan batik Pusmanu dan SMK Batik.
Bahkan batik menjadi muatan lokal di sekolah-sekolah yang ada di Pekalongan. Para siswa diajarakan tentang cara membuat batik mulai dari awal dengan cara tradisional. Serta dibukanya museum batik untuk dimanfaatkan sebagai pelatihan membuat batik kepada pengunjung sebagai upaya pelestarian generasi batik. Keterpaduan inilah yang membuat Kota Pekalongan menjadi acuan embrio diakuinya batik sebagai warisan budaya dunia.
Berbagai upaya terus dilakukan pemerintah untuk melestarikan, mengembangkan, dan mempromosikan batik. Salah satu upaya itu ialah diwajibkannya kepada para pegawai negri sipil (PNS) untuk mengenakan batik sepekan dua kali, juga untuk pelajar dari tingkat SD, SMP, SMA juga harus berseragam batik.
Selain itu didirikan Museum Batik Pekalongan oleh Komunitas Batik yang diresmikan oleh Presiden Susilo Bambang Yudhoyono dan, diteruskan digelarnya event Pekan Batik Internasional di beberapa negara. Serta ditetapkannya tanggal 2 Oktober sebagai hari batik nasional.
Selain upaya yang dilakukan pemerintah, pihak swasta juga dapat andil dalam mengembangkan batik. Belakangan ini batik tidak hanya identik dengan pakaian tradisional saja. Dengan sedikit polesan tangan dingin para desainer nasional batik juga dapat dipadukan dengan konsep pakaian modren yang modis. Selain itu Motif batik sekarang juga sudah merebak pada barang barang lain seperti tas, sepatu, ikat pinggang, dan masih banyak lagi barang barang lain yang dapat dipadukan dengan motif batik.
Disinilah diperlukannya kreatifitas dan inovasi dari kita masyarakat Indonesia untuk terus mengembangkan batik, salah satu inovasi batik yang saat ini tengah populer ialah pemaduan motif batik dengan lambang atau simbol Club-club sepak bola terkenal, pada kemeja. Dengan dikolaborasikan antara motif batik dengan lambang club sepak bola memang menghasilkan kesan modis, hal ini memancing minat para kaum muda terhadap pakaian batik.
Inovasi kreatif seperti inilah yang harus terus kita lakukan. Sebab perjuangan itu sendiri belum usai. Satu tantangan terbesar ke depan adalah menjadikan batik sebagai tuan di negerinya sendiri, dan bersahabat di negeri orang. Artinya, Batik yang selama ini identik dengan pakaian tradisional, menjadi pakaian resmi di negeri sendiri, serta dapat di terima dalam pergaulan resmi internasional.
Yang terpenting justru bagaimana bangsa ini membuktikan kepada dunia akan rekam sejarah batik di Indonesia. Bukan sekadar bicara, tapi bicara ada fakta, catatan sejarah dan yang lain. Sebagai kain tradisional, batik kaya akan nilai budaya sebagai kerajinan tradisional yang diwarisi secara turun temurun.
Apalagi sebagai bangsa yang besar, kita harus menghargai terhadap budaya kita sendiri. Terutama untuk kaum muda harus menghilangkan kebiasaan malu menggunakan batik dalam setiap aktifitasnya. Sebab kalau kita saja tidak menghargai kebudayaan sendiri bagai mana bangsa lain mau menghargai kita? Jangan biarkan budaya yang diwariskan oleh leluhur kita di ambil atau diklaim oleh negara lain. Disinilah terlihat sejauh mana tingkat nasionalisme kita para kaum muda sebagai generasi penerus bangsa dan sebagai " Pelopor perubahan". ***
http://www.analisadaily.com/news/read/2012/10/02/78076/bisakah_batik_menjadi_tuan_di_rumah_sendiri/#.UGoUxa4aurF
Di kota Pekalongan yang terkenal dengan julukan kota batik. Kegiatan yang terkait tentang batik ditumbuhkembangkan, termasuk simpul pasar khusus yang menjajakan batik seperti Pasar Grosir batik dan Kampung Batik Kauman. Di sisi lain pendidikan batik secara formal pun dibuka seperti berdirinya pendidikan batik Pusmanu dan SMK Batik.
Bahkan batik menjadi muatan lokal di sekolah-sekolah yang ada di Pekalongan. Para siswa diajarakan tentang cara membuat batik mulai dari awal dengan cara tradisional. Serta dibukanya museum batik untuk dimanfaatkan sebagai pelatihan membuat batik kepada pengunjung sebagai upaya pelestarian generasi batik. Keterpaduan inilah yang membuat Kota Pekalongan menjadi acuan embrio diakuinya batik sebagai warisan budaya dunia.
Berbagai upaya terus dilakukan pemerintah untuk melestarikan, mengembangkan, dan mempromosikan batik. Salah satu upaya itu ialah diwajibkannya kepada para pegawai negri sipil (PNS) untuk mengenakan batik sepekan dua kali, juga untuk pelajar dari tingkat SD, SMP, SMA juga harus berseragam batik.
Selain itu didirikan Museum Batik Pekalongan oleh Komunitas Batik yang diresmikan oleh Presiden Susilo Bambang Yudhoyono dan, diteruskan digelarnya event Pekan Batik Internasional di beberapa negara. Serta ditetapkannya tanggal 2 Oktober sebagai hari batik nasional.
Selain upaya yang dilakukan pemerintah, pihak swasta juga dapat andil dalam mengembangkan batik. Belakangan ini batik tidak hanya identik dengan pakaian tradisional saja. Dengan sedikit polesan tangan dingin para desainer nasional batik juga dapat dipadukan dengan konsep pakaian modren yang modis. Selain itu Motif batik sekarang juga sudah merebak pada barang barang lain seperti tas, sepatu, ikat pinggang, dan masih banyak lagi barang barang lain yang dapat dipadukan dengan motif batik.
Disinilah diperlukannya kreatifitas dan inovasi dari kita masyarakat Indonesia untuk terus mengembangkan batik, salah satu inovasi batik yang saat ini tengah populer ialah pemaduan motif batik dengan lambang atau simbol Club-club sepak bola terkenal, pada kemeja. Dengan dikolaborasikan antara motif batik dengan lambang club sepak bola memang menghasilkan kesan modis, hal ini memancing minat para kaum muda terhadap pakaian batik.
Inovasi kreatif seperti inilah yang harus terus kita lakukan. Sebab perjuangan itu sendiri belum usai. Satu tantangan terbesar ke depan adalah menjadikan batik sebagai tuan di negerinya sendiri, dan bersahabat di negeri orang. Artinya, Batik yang selama ini identik dengan pakaian tradisional, menjadi pakaian resmi di negeri sendiri, serta dapat di terima dalam pergaulan resmi internasional.
Yang terpenting justru bagaimana bangsa ini membuktikan kepada dunia akan rekam sejarah batik di Indonesia. Bukan sekadar bicara, tapi bicara ada fakta, catatan sejarah dan yang lain. Sebagai kain tradisional, batik kaya akan nilai budaya sebagai kerajinan tradisional yang diwarisi secara turun temurun.
Apalagi sebagai bangsa yang besar, kita harus menghargai terhadap budaya kita sendiri. Terutama untuk kaum muda harus menghilangkan kebiasaan malu menggunakan batik dalam setiap aktifitasnya. Sebab kalau kita saja tidak menghargai kebudayaan sendiri bagai mana bangsa lain mau menghargai kita? Jangan biarkan budaya yang diwariskan oleh leluhur kita di ambil atau diklaim oleh negara lain. Disinilah terlihat sejauh mana tingkat nasionalisme kita para kaum muda sebagai generasi penerus bangsa dan sebagai " Pelopor perubahan". ***
http://www.analisadaily.com/news/read/2012/10/02/78076/bisakah_batik_menjadi_tuan_di_rumah_sendiri/#.UGoUxa4aurF
Pesan Tersirat :
Check
Anda dapat mengirimkan foto/ Artikel tentang daerah anda kirmkan melalui email ke malangkab@mail.com
Tidak ada komentar: