Tanaman
salak banyak kita jumpai di daerah Ampelgading, utamanya salak pondoh. berikut tata cara menanam salak pondok yang baik agar hasil
yang diperoleh secara maksimal.
BUDIDAYA SALAK PONDOH
Pemilihan dan Persiapan Lahan
Salak pondoh akan tumbuh baik pada dataran rendah hingga
ketinggian 800 mdpl dengan tipe iklim basah, dan tipe tanah podzolik dan
regosol atau latosol yang yang bertekstur geluh lempungan sampai geluh pasiran.
Tanaman salak pondoh memerlukan naungan dan bahkan tanaman salak pondoh muda
memerlukan naungan berat untuk mengurangi transiprasi dan evaporasi, sehingga
lahan perlu dipersiapkan dengan menanam pohon pelindung terlebih dahulu atau
ditumpangsarikan dengan tanaman lainnya.
Pengadaan Benih
Tujuan utama pengadaan benih adalah menyiapkan benih salak
pondoh betina dan jantan bermutu untuk menghasilkan buah bermutu. Pembenihan
salak pondoh dapat berasal dari biji (generatif) atau dari anakan (vegetatif).
Pembenihan secara generatif adalah pembenihan dengan menggunakan biji yang
diperoleh dari pohon induk, tetapi pembenihan dari biji kurang lazim dilakukan
dalam budidaya salak pondoh.
Pembenihan vegetatif dapat diperoleh dengan memisahkan
anakan baik secara langsung maupun memisahkan anakan secara buatan atau
cangkok. Benih yang berasal dari perbanyakan vegetatif mempunyai beberapa
kelebihan dibanding benih yang berasal dari biji, antara lain: 1) hasil tanaman
yang diperoleh sifatnya pasti sama dengan pohon induknya; 2) dapat dipastikan
terlebih dahulu kelamin tanaman (jantan/betina); 3) cepat berbunga dan berbuah
serta hasilnya lebih seragam atau relatif sama dengan pohon induknya. Disamping
kelebihan tersebut, kekurangan benih yang berasal dari cangkok adalah sulit
memperoleh benih yang berumur seragam dalam jumlah besar dan sistem
perakarannya tidak sebaik perakaran benih dari semai.
Pengolahan Lahan
Pengolahan lahan meliputi: 1) perataan tanah untuk mengatur
sistem irigasi, mempermudah pengaturan jarak tanam, pengaturan pohon pelindung,
meratakan tanah/lahan, pengaturan bedengan dan saluran air; 2) pembersihan
rumput-rumput, batu-batu padas dan pohon-pohon kayu yang tidak diperlukan; 3)
membajak dan mencangkul tanah untuk menggemburkan tanah; dan 4) pembuatan
bedengan/guludan.
Jarak tanam ideal adalah 2,5 x 2,5 m atau 2 x 2,5 m, dimana
jarak 2,5 m adalah jarak antar larikan dan jarak 2 m adalah jarak antar tanaman
dalam satu larikan. Bedengan dibuat sepanjang larikan dengan kedalaman 15 cm
dan lebar 100 cm. Tanah galian diletakkan di kanan dan kiri larikan dan
kemudian diratakan, sehingga terbentuk bedengan dengan lebar 150 cm, tinggi ±
25 cm, dan panjang menyesuaikan ukuran kebun. Larikan sebaiknya dibuat membujur
dari timur ke barat. Sedangkan untuk pada lahan teras bangku, arah larikan
searah dengan arah teras.
Lubang tanam dibuat dengan ukuran 50 x 50 x 50 cm. Pada
tanah yang keras, ukuran lubang dapat diperbesar untuk memberikan ruang yang
lebih untuk perkembangan akar. Pada saat membuat lubang, tanah galian bagian
atas (± 25 cm) diletakkan pada sebelah timur lubang tanam yang dibuat dan tanah
galian bawah (± 25 cm) letakkan di sebelah barat lubang tanam. Lubang tanam
dibiarkan selama 2 – 3 minggu, baru kemudian ditimbun kembali. Pada saat
penimbunan, tanah bagian bawah dikembalikan pada posisi semula, sedangkan tanah
bagian atas dicampur dengan pupuk organik (pupuk kandang atau kompos) dengan
perbandingan 1:1 dan kapur pertanian/dolomit sebanyak 0,25 – 0,5 kg/lubang
tanam. Dengan demikian pada bekas lubang akan terbentuk gundukan. Gundukan
tanah tersebut tidak perlu dipadatkan tetapi dibiarkan agar menyusut dengan
sendirinya.
Penanaman Benih
Penanaman benih adalah menanam benih jantan dan betina
bermutu dengan benar dengan tujuan agar benih jantan ditanam dengan benar
sebagai sumber serbuk sari dan benih betina untuk memproduksi buah. Dalam suatu
luasan kebun salak diperlukan 4 – 10 persen tanaman jantan, dimana penanaman
benih jantan dapat dilakukan dengan cara, yaitu: 1) ditanam di tengah-tengah
atau di antara benih salak betina dan 2) benih jantan ditanam di pinggir lahan
sebagai tanaman pagar.
Benih salak pondoh umumnya ditanam pada awal musim penghujan
ketika tanah mengandung cukup air yaitu sekitar 60 – 80 persen. Keadaan tanah
yang gembur dan kelembaban yang cukup memungkinkan akar benih mampu hidup dan
berkembang secara baik. Penanaman dilakukan pada lubang tanam yang telah
disediakan.
Penanaman benih dilakukan dengan cara membenamkan media
tanam yang terdapat didalam keranjang benih atau polybag ke dalam lubang tanam.
Ditengah tanah penutup lubang tersebut digali lagi dengan ukuran sebesar
keranjang benih atau polybag. Sebelum benih dimasukkan ke dalam lubang,
keranjang benih atau polybag dilepas terlebih dahulu dengan menyayat atau
merobek bagian samping dan bagian dasarnya. Pada saat melepas keranjang atau
polybag dilakukan dengan hati-hati dan dijaga agar akar tidak merusak akar.
Penyulaman
Penyulaman diperlukan untuk mengganti tanaman yang mati,
tanaman yang perkembangannya kurang baik dengan tanaman baru yang sehat dan
berumur sama dengan tujuan untuk mempertahankan populasi tanaman di kebun.
Penyulaman sebaiknya dilakukan pada awal musim hujan dengan tanaman yang
berumur sama atau berukuran sama dengan tanaman di sekitarnya.
Penyulaman dapat dilakukan pada saat tanaman masih muda atau
bahkan pada tanaman dewasa. Tanaman muda atau tanaman yang masih kecil dapat
diganti dengan benih baru atau tanaman muda lainnya dengan sistem putaran,
yaitu memindahkan tanaman beserta tanah tempat perakaran atau sebagian
perakaran.
Pemeliharaan Tanaman
Pemeliharaan tanaman salak pondoh meliputi beberapa kegiatan
antara lain: penyiangan, pembubunan, pemangkasan, pemupukan, penyerbukan,
pengendalian Organisme Pengganggu Tanaman (OPT).
Penyiangan
Penyiangan adalah membuang dan membersihan rumput-rumput
atau tanaman pengganggu lainnya yang tumbuh di kebun salak. Tanaman pengganggu
atau gulma bila tidak diberantas akan menjadi pesaing bagi tanaman salak dalam
memperebutkan unsur hara dan air.
Pembubunan
Pembubunan dilakukan setelah ujung batang atau pangkal daun
mencapai permukaan tanah, atau di atas permukaan tanah. Tanah yang digunakan
untuk menimbun berasal dari kanan dan kiri larikan yang semula berupa bedengan.
Pembubunan bertujuan untuk memperdalam perakaran, memperkokoh tanaman,
merangsang pertumbuhan tunas, dan memperdekat jarak antara permukaan tanah
dengan akar lateral yang tumbuh tepat dibawah daun yang gagal mencapai tanah.
Pemangkasan
Pemangkasan yang dilakukan antara lain: 1) pemangkasan
pelepah daun, dan 2) mengurangi jumlah anakan. Pemangkasan pelepah daun adalah
memotong pelepah daun yang tidak produktif, kering, mati dan terserang
organisme pengganggu tanaman. Tujuan pemangkasan pelepah, adalah untuk
membentuk tajuk ideal tanaman salak (yaitu 7 – 9 pelepah daun pertanaman) agar
produktivitas dan mutu buah yang dihasilkan dalam kondisi yang maksimal dan
merangsang pembentukan seludang bunga betina. Pemangkasan tanaman diawali
setelah tanaman berumur satu tahun yang bertujuan mengatur pertumbuhan
vegetatif ke arah pertumbuhan generatif yang lebih produktif.
Pemangkasan pelepah dapat dilakukan setiap 2 bulan sekali
tetapi pada saat mendekati masa berbunga atau berbuah pemangkasan dapat
dilakukan lebih sering, yaitu 1 (satu) bulan sekali. Pemangkasan pelepah daun
salak dapat dilakukan dengan dua cara, yaitu: 1) Pemangkasan pelepah daun salak
dilakukan sampai pada pangkal pelepah karena bagian yang disisakan sebenarnya
sudah tidak berguna lagi bagi tanaman; atau 2) Pemangkasan pelepah daun salak
dilakukan dengan menyisakan pangkal pelepah yang dapat digunakan sebagai
penyangga tandan buah.
Sedangkan pemangkasan atau penjarangan anakan adalah mengurangi
dan mengatur jumlah anakan dalam satu rumpun tanaman. Satu rumpun salak cukup
disisakan 1 atau 2 anakan dengan jumlah anakan maksimal 3 – 4 buah pada setiap
rumpunya, dan apabila jumlah anakan melebihi 4 buah maka akan mengganggu
produktivitas tanaman. Pangkas anakan yang keluar dari barisan, pertumbuhan
kurang baik dan terlalu banyak.
Pemupukan
Pemupukan tanaman salak pondoh secara umum dilakukan
sebanyak 2 (dua) kali dalam setahun yaitu pada awal musim hujan dan akhir musim
hujan atau pada bulan April dan September, atau pada bulan Oktober/September
dan Februari/Maret. Secara khusus, waktu dan dosis pemberian pupuk pada tanaman
salak pondoh dapat dilakukan berdasarkan umur dan kondisi tanaman, yaitu:
1. Saat tanaman berumur 0 – 36 bulan pemberian pupuk
dilakukan 3 bulan sekali menggunakan pupuk Urea/ZA sebanyak 30 gram/rumpun,
SP-36 sebanyak 20 gram/rumpun, dan KCl sebanyak 15 gram/rumpun. Sedangkan
pemberian pupuk organik dan kapur dolomit dapat dilakukan 6 bulan sekali dengan
takaran pupuk organik sebanyak 5 – 10 kg/rumpun dan kapur sebanyak 0,25 – 1
kg/rumpun.
2. Saat tanaman salak pondoh berumur di atas 36 bulan dan
seterusnya dilakukan pemupukan 6 bulan sekali dengan pemberian pupuk organik
sebanyak 5 – 10 kg/rumpun, kapur dolomit sebanyak 0,25 – 1 kg/rumpun, Urea/ZA
sebanyak 70 gram/rumpun, SP-36 sebanyak 50 gram/rumpun, dan KCl sebanyak 30
gram/rumpun.
Cara pemberian atau aplikasi pupuk pada tanaman salak pondoh
dapat dilakukan dengan 2 (dua) cara, yaitu:
1. Pupuk dimasukkan ke dalam lubang parit yang dibuat
melingkari tanaman salak. Lubang parit dibuat sekitar tanaman salak dengan
jarak lubang parit dari tanaman salak sekitar 50 – 100 cm, dengan lebar parit
20 cm dan dalam 15 – 30 cm. Pupuk dibenamkan ke dalam lubang parit tersebut dan
kemudian tutup dengan tanah; atau
2. Pupuk dimasukkan ke dalam lubang yang dibuat diantara dua
tanaman salak dalam satu larikan. Lubang dibuat dengan panjang 100 cm, lebar 50
cm dan dalam 15 – 30 cm, sehingga jarak antara lubang pupuk dengan pangkal
tanaman adalah sekitar 75 cm. Pupuk dibenamkan ke dalam lubang kemudian tutup
dengan tanah.
Penyerbukan
Tanaman salak pondoh merupakan tanaman berumah dua
(dioeceus) dimana bunga jantan dan bunga betina berada pada pohon yang berbeda.
Keadaan tersebut menyebabkan tanaman tidak dapat melakukan penyerbukan sendiri,
melainkan penyerbukan silang (allogami). Penyerbukan silang memerlukan
perantara. Penyerbukan pada salak pondoh terjadi melalui perantara serangga
atau melalui penyerbukan buatan oleh manusia.
Penyerbukan dengan bantuan manusia dapat dilakukan setelah
kuncup-kuncup bunga betina dalam tongkol tampak mekar berwarna merah muda.
Seludang bunga dibersihkan dengan memotongnya, hingga tampak tongkol bunganya.
Penyerbukan sebaiknya dilakukan pada saat cuaca baik/tidak hujan dan pada pagi
atau sore hari. Agar serbuk sari bunga jantan jatuh tepat ke kepala putik,
tongkol bunga jantan didekatkan di atas tongkol bunga betina, kemudian diketuk
atau ditepuk dengan jari. Untuk kuncup bunga jantan yang belum mekar (belum
tampak serbuk sarinya), ditekan dengan kuku kemudian diketuk-ketuk di atas
bunga betina sampai merata pada seluruh tongkol. Satu tongkol bunga jantan
dapat dipakai untuk menyerbuk ± 10 tongkol bunga betina.
Tongkol bunga yang sudah diserbuk ditutup dengan daun,
kantong platik atau gelas/botol platik bekas. Pemberian tutup atau kerudung
bertujuan agar serbuk sari yang telah menempel terlepas atau tercuci oleh air.
Tutup tandan dibuka 3 – 5 hari setelah penyerbukan.
Penjarangan Buah
Penjarangan buah adalah mengurangi jumlah buah yang terdapat
dalam setiap tandan dengan tujuannya untuk menghasilkan buah dengan mutu dan
jumlah yang optimal sesuai target yang ditetapkan. Cara melakukan penjarangan
buah adalah: 1) penjarangan pertama saat dua bulan setelah penyerbukan (ukuran
buah sebesar kelereng), dengan cara memilih buah yang abnormal, terserang hama
dan penyakit atau buah yang normal tapi posisinya terjepit, dengan cara menusuk
buah yang dipilih untuk dijarangkan; 2) penjarangan kedua, sebulan setelah
penjarangan pertama dengan cara yang sama seperti penjarangan pertama, atau
dengan mencongkel buah yang dipilih; dan 3) bungkus tandan dengan anyaman atau
keranjang bambu.
Penanganan Panen dan Pasca Panen
Panen
Panen adalah memetik buah yang telah siap panen atau
mencapai kematangan yang optimal dengan tujuan untuk memperoleh buah pada
standar mutu yang telah ditetapkan. Buah yang sudah siap panen mempunyai
ciri-ciri sisik telah jarang, bulu-bulu telah hilang dan warna kulit buah merah
kehitaman atau kuning tua berkilat, selain itu umur tanaman dan tekstur buah
perlu diperhatikan. Panen pertama dengan menggunakan benih cangkokan vegetatif
dimulai pada saat tanaman salak pondoh berusia 2 – 3 tahun.
Pemetikan buah biasanya juga dilakukan setelah 7 - 8 bulan
sejak terjadinya penyerbukan. Untuk pemetikan buah tidak dipilih satu per satu
tapi dipotong bersama tandannya. Rata-rata produksi buah salak per pohon per
tahun adalah 10 kg.
Penanganan Pasca Panen
Seperti buah-buahan lainnya, buah salak mudah rusak dan
tidak tahan lama. Kerusakan buah ditandai dengan bau busuk dan daging buah
menjadi lembek serta berwarna kecoklat-coklatan. Setelah dipetik buah salak
masih meneruskan proses hidupnya berupa proses fisiologi. Sehingga buah salak
tidak dapat disimpan lama dalam keadaan segar, maka diperlukan penanganan
pascapanen.
Pasca panen adalah pekerjaan yang dilakukan pada hasil
produk yang baru saja dipanen. Tujuan penanganan pasca panen adalah melakukan
pekerjaan meliputi pembersihan, sortasi buah, pelabelan dan pengemasan
berdasarkan ukuran dan standar mutu yang telah ditentukan.
Terdapat empat standar kelas salak pondoh, yaitu: 1) Kelas
A, kelas mutu salak pondoh berukuran sangat besar dengan jumlah 8 – 12 buah per
kilogram; 2) Kelas B, kelas mutu salak pondoh berukuran besar dengan jumlah 13
– 17 buah per kilogram; 3) Kelas C, kelas mutu salak pondoh berukuran sedang
dengan jumlah 19 – 22 buah per kilogram; dan 4) Kelas D, kelas mutu salak
pondoh berukuran kecil dengan jumlah lebih dari 25 buah per kilogram.
Pengemasan untuk buah salak segar memiliki beberapa
kriteria, antara lain: 1) harus berlubang untuk memberikan sirkulasi udara; 2)
kuat, agar buah salak terlindung tekanan dari luar; dapat diangkut dengan
mudah; dan 3) ukuran pengemas harus disesuaikan dengan jumlah buah. Jenis
pengemasan yang dapat digunakan, antara lain keranjang bambu, peti kayu, dan
kardus karton. Buah salak pondoh dapat tahan disimpan sampai maksimal 21 hari
apabila buah tidak luka, bebas dari serangan hama atau penyakit dan sirkulasi
udara tempat penyimpanan berjalan baik.
Pengolahan bertujuan untuk meningkatkan kualitas barang yang
bersangkutan baik dalam rangka memperkuat daya tahan barang tersebut maupun
dalam rangka peningkatan nilainya. Terdapat beberapa hasil olahan salak pondoh,
antara lain: manisan salak, sirup salak, dodol salak, dan keripik salak.
DAFTAR PUSTAKA
Adnany, Z. 2008. Sistem Tataniaga Komoditi Salak Pondoh di
Kabupaten Banjarnegara, Provinsi Jawa Tengah. Skripsi. Program Sarjana Ekstensi
Manajemen Agribisnis, Fakultas Pertanian, Institut Pertanian Bogor. Bogor.
Asmara, A., Suhandi, dan N. Ichwan. 2008. Buku Panduan
Budidaya Salah Pondoh Terpadu Dengan Teknologi Pupuk Organik. Pusat Pelatihan
Pertanian dan Pedesaan Swadaya (P4S) Antanan. Bogor.
Harsoyo, Y. 1999. Analisis Efisiensi Produksi dan Pemasaran
Komoditi Salak Pondoh Di Propinsi Daerah Istimewa Yogyakarta. Tesis. Program
Pasca Sarjana Institut Pertanian Bogor. Bogor.
Purnomo, H. 2010. Budidaya Salak Pondoh. Penerbit Aneka
Ilmu. Semarang.
Redaksi Agromedia. 2007. Budidaya Salak. Agromedia Pustaka.
Jakarta.
Santoso, H.B. 1990. Salak Pondoh. Penerbit Kanisius.
Yogyakarta.
Satuhu, S. 2004. Penanganan dan Pengolahan Buah. Penebar
Swadaya. Jakarta.
Sunarjono, H. 2005. Berkebun 21 Jenis Tanaman Buah. Penebar
Swadaya. Jakarta.
Sulastri, S. 1986. Studi Morfologi Kromosom Buah Salak.
Laporan Penelitian. Fakultas Biologi Universitas Gadjah Mada. Yogyakarta.
Solihin. 2001. Kajian Faktor-Faktor Penentu Produktivitas
Salak Pondoh di Wilayah Sleman. Tesis. Program Studi Ilmu Tanah Program Pasca
Sarjana Institut Pertanian Bogor. Bogor.
(Zaky Adnany, SP - Penyuluh Pertanian di Dinas Pertanian
Tanaman Pangan Kabupaten Wonosobo)
Sumber: disini.
Pesan Tersirat :
Check
Anda dapat mengirimkan foto/ Artikel tentang daerah anda kirmkan melalui email ke malangkab@mail.com
Tidak ada komentar: