(3). MEMAHAMI FILOSOFI LELUHUR JAWA
Masyarakat Jawa memiliki berbagai filosofi yang jika
dicermati mempunyai makna yang begitu dalam. Tetapi, anehnya filosofi
yang diberikan oleh para leluhur itu saat ini dinilai sebagai hal yang
kuno dan ketinggalan jaman, bahkan dianggap sebagai pemikiran yang menyimpang. Padahal, filosofi leluhur tersebut berlaku
terus menerus sepanjang waktu. Berikut adalah contoh filosofi dari
para leluhur/nenek moyang masyarakat Jawa.
“Sopo sing kelangan bakal diparingi, sopo sing nyolong bakal kelangan”
(Siapa yang kehilangan bakal diberi, siapa yang mencuri bakal kehilangan).
Pesan Tersirat : Dari filosofi tersebut, Nenek moyang kita sudah
memberikan nasehat pada kita generasi penerus tentang keadilan GUSTI
ALLAH itu. GUSTI ALLAH itu adalah hakim yang adil.“Sopo sing kelangan bakal diparingi, sopo sing nyolong bakal kelangan”
(Siapa yang kehilangan bakal diberi, siapa yang mencuri bakal kehilangan).
Filosofi inipun memiliki kesan yang sangat dalam pada kehidupan.
Artinya, nenek moyang kita dulu sudah menekankan agar kita tidak
suka nyolong (mencuri) karena siapapun yang mencuri ia bakal kehilangan
sesuatu (bukannya malah untung).
Contohnya, ada orang yang dicopet. Ia kehilangan uang yang
dimilikinya di dalam dompetnya. Tetapi GUSTI ALLAH akan menggantinya
dengan memberikan gantinya pada orang yang kehilangan tersebut dengan mendapatkan rizki dalam bentuk lain. Tetapi
bagi orang yang mencopet dompet tersebut, sebenarnya ia untung karena
mendapat dompet itu. Namun,ia bakal dibuat kehilangan oleh GUSTI ALLAH,
entah dalam bentuk apapun, misal keluarganya sakit (sehingga harus mengeluarkan uang yang didapatkan dari mencopet).
Check
Anda dapat mengirimkan foto/ Artikel tentang daerah anda kirmkan melalui email ke malangkab@mail.com
Tidak ada komentar: