Teknik Hidroponik – Bagi yang sedang belajar atau sudah menggeluti bidang penanaman tanaman dengan cara hidroponik, maka artikel ini sangat cocok .
Budidaya hidroponik seperti susah ditahui bersama, merupakan metode menanam tanaman tanpa menggunakan media tanah sebagai media tanamnya.
Akan tetapi, menggunakan media air dengan memaksimalkan penggunaan larutan nutrisi yang diperlukan tanaman dengan takaran yang sesuai.
Kelebihan Sistem Budidaya Hidroponik
- Mengatasi permasalahan tidak tersedianya tanah untuk media tanam
- Meminimalisasi masalah penyakit pada tanaman yang umum terjadi pada tanaman yang ditanam di tanah
- Kemungkinan suplai dan penanaman tanaman yang berkelanjutan.
- Mendapatkan hasil yang lebih banyak dengan luas area penanaman yang sama
- Kualitas hasil yang lebih bagus daripada media tanah
- Lebih sedikitnya penggunaan air dan pupuk sebab terencana dan terukur.
Itulah 6 kelebihan budidaya tanaman dengan metode hidroponik. Tentu semua metode ada kelebihan dan ada kekurangannya.
Termasuk hidroponik yang juga memiliki kekurangan sebagai berikut:
Kekurangan Sistem Budidaya Hidroponik
- Modal awal yang lumayan besar, yakni penyediaan alat dan perlengkapan, media serta nutrisi.
- Perlu perawatan dan perhatian yang lebih ekstra
- Perlu wawasan pengetahuan yang lumayan cukup tentang tanaman berikut kebutuhannya
- Penyebaran infeksi penyakit sangat mudah terjadi.
Cukup itu saja kekurangan yang ada pada budidaya hidroponik. Semoga bisa menjadikanmu tertarik untuk semakin belajar mengenai metode hidroponik selanjutnya.
Selanjutnya akan dibahas tentang teknik hidroponik untuk bercocok tanam tanpa tanah yang bisa kamu lakukan sendiri.
Teknik Hidroponik Berdasarkan Aliran Nutrisi
Secara umum, budidaya dengan menggunakan teknik hidroponik digolongkan menjadi dua jenis jika berdasarkan pada aliran nutrisi yang digunakan yakni: sistem bersirkulasi dan sistem non-sirkulasi.
1. Sistem bersirkulasi
Sistem bersirkulasi disebut juga sistem putar dimana air nutrisi yang dipakai sebagai pemenuh kebutuhan tanaman akan jatuh kembali dan mengalir lewat akar menuju sebuah penampungan.
Selanjutnya air nutrisi dalam penampungan tersebut akan digunakan kembali pada tanaman dengan bantuan pompa atau sejenisnya untuk mengalirkannya.
Sistem ini memiliki kekurangan yakni dapat menyebabkan perubahan tingkat pH pada air yang tentu saja tak baik untuk tanaman. Hal ini nantinya perlu dilakuakan pengecekan secara teratur oleh pembudidaya.
2. Sistem non-sirkulasi
Sistem ini disebut juga sistem sekali pakai yang mana air nutrisi yang digunakan sebagai pemenuh kebutuhan tanaman jika terdapat kelebihannya maka tak didaur ulang namun akan langsung dibuang.
Terdengar boros memang, namun sebenarnya jika mampu mengatur waktu yang pas untuk pemberian nutrisi maka tentu saja air nutrisi dapat terserap secara maksimal, dan kelebihan air pun menjadi sedikit.
Nah, itulah 2 jenis teknik bertanam secara hidroponik yang perlu anda ketahui terlebih dahulu. Selanjutnya kita akan lebih detil membedakan teknik-teknik budidaya hidroponik dengan harapan nantinya anda bisa memilih teknik mana yang mudah dan efektif untuk diaplikasikan.
Teknik-teknik Budidaya Hidroponik
Selanjutnya akan dibahas mengenai teknik budidaya hidroponik dengan harapan kamu bisa memilih teknik mana yang sesuai, mudah, dan efektif diaplikasikan.
Paling tidak, ada 6 teknik yang dikenal dalam sistem hidroponik, yakni:
1. Water culture system
Jika diterjemahkan secara bebas dalam bahasa Indonesia, maka water culture system ini dapat diartikan sebagai metode menanam hidroponik sistem rakit apung.
Teknik ini cukup sederhanan dalam aplikasinya dan konsepnya ialah membiarkan akar tanaman mengapung di air nutrisi sehingga tanaman akan mendapat asupan gizi selama 24 jam sehari semalam non-stop.
Alat dan bahan yang diperlukan untuk membuat sistem rakit apung ialah sebagai berikut:
- Penampungan atau baik untuk air nutrisi
- Media tanam, bisa berupa rockwool
- Netpot
- Styrofoam
- Benih tanaman
- Larutan nutrisi hidroponik
2. Drip system
Disebut juga sistem tetes yang merupakan teknik hidroponik yang sangat umum dipakai sebab cara kerjanya yang lumayan sederhana.
Teknik hidroponik ini menggunakan timer sebagai pengatur penetesan air nutrisi kepada tanaman.
3. Aeroponic system
Teknik hidroponik ini menggunakan udara sebagai media tanamnya. Konsepnya ialah dengan membiarkan akar tanaman menggantung.
Selanjutnya, akar tanaman tersebut disemburkan air nutrisi yang diperlukannya dengan menggunakan irigasi sprinkler.
Alat dan bahan yang diperlukan untuk membuat sistem hidroponik ini ialah:
- Bibit Tanaman
- Styrofoam
- Media tanam bisa berupa rockwool
- Sprinkler
- Pompa air
- Pipa Paralon dan Etilen
- Larutan nutrisi hidroponik
4. Wick system
Cara bertanam hidroponik dengan wick system atau sistem sumbu jika dibandingkan dengan teknik lain maka tergolong yang paling sederhana.
Teknik ini juga yang paling umum digunakan terutama oleh para hobiis yang menanam hidroponik secara sederhana di rumah.
Konsep dalam sistem sumbu ini ialah dengan memberikan nutrisi tanaman di media tumbuhnya melalui sumbu yang dipakai sebagai reservoir.
Jadi, akar pada tanaman tak langsung tercelup ke dalam air. Tetapi mereka tumbuh dalam bahan penahan air seperti misalnya sabut kelapa atau rockwool.
Sistem ini bisa memakai berbagai media tanam, contohnya serat/serbuk kulit kelapa, kerikil pasir, sekam bakar, atau rockwool sebagai bahan penahan/penyimpan airnya
Sedangkan untuk sumbunya, bisa digunakan kapas, kain bekas, atau sumbu kompor.
Cara bertanam hidroponik sistem sumbu disebut sebagai metode yang paling sederhana dan mudah sebab tak memerlukan adanya listrik dalam prakteknya.
Larutan air nutrisi akan sampai pada akar tanaman hanya dengan memanfaatkan sifat kapilaritas air.
Ujung sumbu diletakkan dalam reservoir berisi larutan, sedangkan ujung lain diletakkan pada media tanam menuju akar tanaman.
Selain akan membasahi akar, media tanam yang dilalui oleh sumbu juga ikut lembab oleh larutan nutrisinya nantinya.
Selain simpel, kelebihan sistem sumbu ini juga terdapat pada keleluasaan akar tanaman untuk bernafas menyedot udara bersamaan dengan air nutrisi.
Seperti yang kita tahu, asupan udara yang cukup juga diperlukan untuk pertumbuhan tanaman selain air nutrisi.
Kelebihan lainnya ialah saat larutan nutrisi pada reservoir/penampungan sudah habis, maka bisa diisi ulang lagi tanpa menggunakan pompa dengan mudah, tak seperti teknik hidroponik yang lain.
5. Ebb and flow system
Disebut juga sistem pasang surut yakni dimana nutrisi atau pupuk diberikan dengan cara merendam atau menggenangi media tanam/zona akar selama kurun waktu tertentu. Setelahnya, nutrisi tadi akan kembali dialirkan ke penampungan.
Prinsip kerja sistem ini ialah memompa nutrisi ke penampungan yang berisi pot yang sudah diisi media tanam yang diletakkan di atasnya.
Sebuah pompa dihubungkan dengan timer yang mana dapat kemudian mengatur lama serta periode penggenangan. Di dasar bak dipasang siphon yang berguna untuk mengalirkan nutrisi ke penampungan secara otomatis.
6. NFT system
Dalam prakteknya sistem NFT ini ialah dengan menempatkan tanaman pada styrofoam dengan akar dibiarkan menjuntai. Styrofoam kemudian diletakkan pada talang yang miring 5% atau turun 5 cm/m saat dipasang.
Dalam talang tersebut kemudian dialirkan air nutrisi setingga 3-4 mm baik secara berseling (batas maksimal tak dialiri air biasanya 10 menit) atau secara terus menerus.
Air nutrisi yang sudah dialirkan ke dalam talang tersebut lalu dikembalikan lage ke dalam penampungan.
Kelebihan dari teknik NFT ini ialah tanaman dapat tumbuh dengan lebih cepat, kualitas hasilnya terjaga, dan dapat dihasilkan produk off season sehingga dapat dipanen saat dibutuhkan.
Sementara itu, kekurangannya ialah nutrisi yang digunakan untuk kebutuhan tanaman dapat menyebabkan pompa perendaman rusak. Jika terjadi kegagalan pemompaan atau gagal listrik, maka dipastikan tanaman tidak mendapatkan nutrisi untuk dapat bertahan hidup.
Demikian informasi tentang teknik hidroponik sederhana yang bisa kamu jadikan referensi untuk menambah wawasanmu seputar budidaya tanaman tanpa tanah ini.
Jika kamu memerlukan informasin yang lebih detail bisa bertanya langsung di kolom komentar di bawah postingan ini.
Terima kasih sudah berkunjung, semoga bermanfaat. Salam
Sumber : https://hidroponik.pro/teknik-hidroponik/
Tidak ada komentar: