Pohon Secang – Asal, Sebaran, Manfaat Kayu & Resep Wedang
Pohon secang adalah salah satu kelompok perdu yang mempunyai banyak manfaat bagi manusia. Pohon yang biasanya tumbuh liar di wilayah pegunungan, perbukitan, atau lereng ini diketahui berasal dari Brazil. Bagian tanaman yang paling sering dimanfaatkan adalah kayunya.
Menariknya kayu secang tidak dimanfaatkan untuk bahan furniture atau konstruksi bangunan, melainkan untuk ramuan obat. Salah satunya diolah menjadi “wedang secang”, yaitu minuman khas Trowulan, Mojokerto yang dipercaya dapat meningkatkan stamina tubuh. Selain itu, biasanya bunga secang juga bermanfaat sebagai rempah.
Taksonomi
Tumbuhan anggota suku polong-polongan dengan manfaat utama dari bagian pepagan atau kulit kayunya ini diklasifikasikan sebagai berikut:
Kingdom Plantae
Divisi Spermatophyta
Sub Divisi Angiospermae
Kelas Dicotyledonae
Sub Kelas Aympetalae
Ordo Rosales
Famili Leguminosae
Genus Caesalpinia
Spesies Caesalpinia sappan
Asal
Pohon secang diketahui berasal dari Brazil dan pertama kali ditemukan oleh Kimichi yang berkebangsaan Spanyol. Oleh sebab itu, masyarakat internasional mengenal tumbuhan secang dengan sebutan Brazil wood atau kayu Brazil. Akan tetapi, beberapa sumber juga menyebutkan jika tanaman secang berasal dari India.
Selain Brazil wood, pohon secang juga mempunyai nama yang berbeda-beda mengikuti tempat tumbuhnya. Misalnya di Filipina pohon secang disebut sibukao, teingnyet di Burma, fang deeng di Laos, sbaeng di Kamboja, dan faang di Thailand.
Nama tanaman secang di Indonesia juga beragam dan berbeda di setiap daerah, seperti seupeng di Aceh, cacang bagi suku Minangkabau, sopang di Batak, secang di Sunda, kaju secang di Madura, cang di Bali, suang di Bima, kayu sema di Manado, sapang di Makassar, seppang di Bugis, sefen di Halmahera, sunyiha di Ternate, dan roro di Tidore.
Sebaran
Secang saat ini telah tersebar di berbagai negara dunia, tetapi paling banyak tumbuh di benua Amerika, Eropa, dan Asia. Beberapa negara yang menjadi habitan sebaran pohon secang, antara lain Brazil, Hawai, Srilangka, India, Taiwan, dan negara-negara di Asia Tenggara seperti Malaysia, Filipina, Thailand, Indonesia, dan Laos.
Di Indonesia, tanaman secang telah menjadi bahan minuman wajib di keraton-keraton nusantara sejak abad ke-17. Hal tersebut tidak dapat lepas dari khasiat dan manfaatnya secara herbal.
Habitat
Pohon secang dapat tumbuh maksimal di kawasan hutan sekunder dengan iklim tropis. Pohon yang tergolong jenis tanaman perdu atau semak ini menyukai wilayah perbukitan dengan bebatuan atau tanah liat. Ketinggian lokasi tumbuh tanaman secang sekitar 1.000 meter di atas permukaan laut, dengan catatan daerah tersebut tidak terlalu dingin.
Di Eropa, pohon secang umumnya tumbuh liar di kawasan pegunungan dan juga dibudidayakan oleh masyarakat di perkebunan. Selain pepagan kayunya, bagian bunga secang juga bermanfaat untuk rempah-rempah.
Morfologi
Secang memilki ciri dan karakteristik seperti tanaman perdu atau semak pada umumnya. Ketinggian pohonnya berkisar antara 5 meter sampai 10 meter. Batang secang berbentuk bulat dengan warna hijau kecokelatan, begitu pula bagian akarnya. Terdapat duri-duri bengkok yang tersebar pada batang dan cabang pohon secang.
morfologi secang
Daun secang berjenis majemuk menyirip ganda dengan panjang sekitar 25 cm sampai 40 cm. Pada setiap daun terdapat anak daun yang berjumlah antara 10 hingga 20 pasang yang letaknya saling berhadapan. Ukuran anak daun tersebut adalah panjangnya 10 mm sampai 25 mm dan lebarnya 3 mm sampai 11 mm dengan bentuk lonjong.
Pohon secang juga mempunyai bunga yang masuk dalam kelompok majemuk. Bunga secang berbentuk malai dan tumbuh dari tangkai pohon yang panjangnya antara 10 cm sampai 20 cm. Setiap gagang bunga memiliki panjang sekitar 15 cm hingga 20 cm.
Pada kelopak bunganya terdapat rambut halus pada bagian pinggir. Panjang kelopak bunga yang berada di bagian paling bawah adalah 10 mm dan lebarnya 4 mm. Kelopak bunga secang berwarna kuning dan membentuk bundaran dengan diameter antara 4 mm hingga 6 mm. Setiap bunga tersusun atas empat kelopak serta memiliki benang sari dan putik.
Selain bunga, pohon secang juga mempunyai buah yang masuk ke dalam kategori buah polong. Buah tersebut berbentuk pipih dan lonjong. Panjangnya sekitar 8 cm sampai 10 cm dan lebarnya sekitar 3 cm sampai 4 cm. Setiap buah memiliki paling tidak 3 atau 4 biji. Warna buahnya hijau dan akan berwarna hitam ketika masak.
Biji yang terdapat dalam buah secang berbentuk bulat memanjang. Ukuran panjangnya sekitar 15 mm hingga 18 mm, lebarnya 8 mm hingga 11 mm, dan tebalnya sekitar 5 mm hingga 7 mm. Biji secang berwarna kuning kecokelatan.
Status Kelangkaan
Pohon secang merupakan salah satu flora yang tidak masuk ke dalam kategori langka. Populasi pohon ini masih tergolong banyak dan memiliki kemampuan tumbuh secara liar di berbagai kondisi. Selain itu, banyak masyarakat yang masih membudidayakan secang untuk dimanfaatkan bagian kayu, buah, dan bunganya.
Kandungan Kayu Secang
Pemanfaatan secang umumnya diperoleh dari kayunya. Di dalamnya terdapat berbagai saripati yang bermanfaat, seperti senyawa brazilin, brasilein, alkaloid, flavonoid, saponin, tanin, terpenoid, dan antrakinon.
Secang juga mengandung asam galat, delta-a phellandrene, oscimene, resin, resorsin, dan minyak atsiri. Selain itu, kandungan khusus yang terkandung dalam tanaman ini adalah sappanchalcone dan Caesalpin P.
Dari berbagai kandungan tersebut, maka terciptalah berbagai manfaat bagi kesehatan.
Manfaat Secang
Bagian pohon secang yang paling bernilai adalah batang atau kayunya. Masyarakat Sulawesi Selatan, terutama suku Bugis menjadikan air rebusan kayu secang sebagai minuman dan dikenal sebagai ale’ seppang yang artinya adalah “hutan secang”. Hal ini sudah berlangsung sejak dulu sebelum kandungan secang diketahui.
Selain bermanfaat dalam bidang medis, zat warna yang dihasilkan pohon secang juga kerap dimanfaatkan untuk pewarna makanan, pakaian, anyam-anyaman, dan barang-barang lain.
Berikut ini adalah manfaat secang bagi kesehatan, antara lain:
1. Antialergi
Salah satu kandungan yang ada pada kayu secang adalah senyawa kalkon. Senyawa ini mampu menghilangkan gejala alergi pada tubuh jika rutin dikonsumsi. Meminum air rebusan kayu secang dapat mengurangi dan menghilangkan berbagai jenis alergi pada tubuh.
2. Antimikroba
Kayu pohon secang mempunyai kandungan metanol yang dikenal berkhasiat untuk menghadapi bakteri Staphylococus aureus. Bakteri ini merupakan penyebab infeksi pada kulit, infeksi persendian, dan juga penyebab keracunan makanan. Untuk mendapatkan manfaatnya, kita dapat merebus pepagan secang kemudian meminum airnya.
3. Antikonvulsan
Kayu secang juga berkhasiat sebagai antikonvulsan, yaitu mampu menormalkan kestabilan rangsangan sel saraf dalam tubuh, sehingga tubuh terhindar dari kejang-kejang. Sebagai antikonvulsan, kayu secang juga mampu mengurangi rasa nyeri akibat neuropati atau gangguan saraf, gejala penyakit bipolar, dan juga penyakit epilepsi.
4. Mengobati Diabetes
Senyawa lain yang terkandung di dalam pohon secang adalah brazilin. Senyawa ini mampu menurunkan kadar gula yang terdapat dalam darah. Kadar gula yang menurun diharapkan dapat mengobati penyakit diabetes. Selain itu, kayu ini juga mengandung kaesalpin P, protosappanin A, dan sappankalkon.
5. Antioksidan
Ekstrak kayu secang mengandung senyawa fenol, flavonoid, dan terpenoid yang tinggi. Senyawa tersebut bermanfaat sebagai antioksidan untuk mencegah kerusakan sel akibat paparan radikal bebas penyebab kanker dan penyakit jantung.
6. Antijamur
Ada percobaan yang pernah dilakukan, yaitu air kayu secang ternyata memiliki kemampuan menghambat pertumbuhan jamur Aspergillus niger dan Candida albicans. Kedua jenis jamur ini adalah penyebab utama beberapa infeksi pada manusia.
Resep Wedang Secang
Kulit kayu secang merupakan bahan minuman tradisional nusantara yang telah dimanfaatkan sejak berabad-abad lampau. Kita dapat membuat wedang secang dengan campuran rempah-rempah lain yang akan menambah kenikmatan dan khasiatnya, yaitu:
Bahan Wedang Secang:
10 gram secang
2 batang serai, ambil bagian putihnya, bakar, memarkan
150 gram jahe, kemudian bakar
6 cm kayu manis
10 butir cengkeh
2 butir kapulaga
200 gram gula batu
1.750 ml air
Setelah seluruh bahan tersebut diperoleh dan dibersihkan, kita dapat membuat minuman secang dengan cara berikut:
Rebus air, secang, serai, jahe, kayu manis, cengkeh, daun cengkeh, daun pala secara bersamaan di atas api kecil hingga muncul aroma wangi.
Angkat dan dan saring air rebusan tersebut.
Tambahkan gula batu.
Wedang secang dapat disajikan ketika masih hangat atau ditambah dengan es batu.
Sumber : https://rimbakita.com/pohon-secang/#menus
Tidak ada komentar: