Jumlah Penduduk Lebih Banyak Dibanding Kota Malang dan Batu
KEPANJEN - Asosiasi Pengelola Pusat Belanja Indonesia (APPBI) Malang menilai, Kabupaten Malang sangat potensial dibangun mal.
Alasannya, jumlah penduduknya banyak, sehingga menjadi market yang besar.
“Memang kansnya besar sekali (untuk didirikan mal),” ujar Ketua APPBI Malang Suwanto kemarin.
Selain faktor jumlah penduduk banyak, Suwanto mengatakan, faktor pendukung lain adalah wilayahnya luas.
Sehingga keberadaan mal menjadi solusi bagi warga Bumi Kanjuruhan yang ingin belanja di mal, namun kejauhan jika harus ke Kota Malang.
Menurut dia, lokasi yang pas untuk pendirian mal adalah Kepanjen.
Di kecamatan tersebut banyak perkantoran, sehingga diyakini sangat strategis untuk pendirian mal.
“Kepanjen ini sangat potensial, apalagi jauh dari Kota Malang,” terang Suwanto.
Dia membeberkan rumus bisnis mal, yakni berada di radius 5-10 Kilometer dari targetnya.
Terlebih lagi ke depan bakal ada tol yang tentu bakal menambah kunjungan ke Kepanjen.
Serta kampus besar juga bakal melebarkan sayapnya ke Kabupaten.
Sayangnya, Suwanto melanjutkan, besarnya potensi lokasi tersebut tidak dibarengi dengan kejelian investor.
Hingga kini belum ada investor yang ingin mendirikan mal di Kabupaten Malang.
Dia mencontohkan dengan awal berdirinya Kota Batu.
“Ya sama seperti saat awal Batu dulu. Tidak ada investor pusat perbelanjaan yang masuk” katanya.
Suwanto menambahkan, hal itu tak menjadi kendala bila masyarakat sudah teredukasi.
Dia menceritakan awal mula mendirikan Lippo plaza di Kota Batu.
Penduduk di Kota Batu kurang dari 200 ribu, namun Lippo Plaza mampu bertahan.
“Jumlah penduduk di Kabupaten Malang ini berlipat-lipat lebih besar dibanding Kota Batu. Tentu potensinya juga lebih tinggi berlipat-lipat,” terang Suwanto.
Menurutnya, investor pada sektor mal akan terjun ke kabupaten ketika kondisi ekonomi nasional sudah betul-betul pulih.
”Menurut saya, mungkin lima tahun lagi sudah ada,” tuturnya.
Suwanto menambahkan, tentu dengan catatan kondisi ekonomi semakin membaik. (iza/dan)
Editor: Yudistira Satya Wira Wicaksanasana
Tidak ada komentar: