Potret perbedaan sumber air Sengkaring dulu dan saat ini. (Foto: TikTok) |
KabMalang Dot Com >> Fenomena alam yang tak terduga terjadi di Desa Tulungrejo, Kecamatan Donomulyo, Kabupaten Malang. Sumber air Umbul Sengkaring, yang selama ini menjadi tumpuan kehidupan warga, mengalami kondisi asat atau berkurangnya air secara drastis.
Kejadian ini terbilang langka karena selama ini belum pernah terjadi dalam kurun waktu 100 tahun terakhir. Warga lokal dan tim SAR (Search and Rescue) masih mencari penyebab utama dari fenomena ini yang membuat sumber air vital tersebut hampir mengering.
Berdasar YouTube Jendela Nusantara, Tim SAR telah melakukan berbagai tindakan guna memahami kondisi ini. Salah satu langkah adalah menguras air yang ada di Umbul Sengkaring hingga habis untuk memeriksa kemungkinan terjadinya kebocoran.
"Untuk kebocorannya air sehingga sampai habis seperti ini kita masih akan lihat nanti, karena titik (mata air) pusatnya berada di gua." Ungkap salah seorang anggota tim SAR. Gua tersebut terletak sekitar 100 meter dari titik mata air yang biasa digunakan oleh masyarakat setempat.
Tim SAR akhirnya menemukan adanya retakan tanah di sekitar lokasi umbul. Tim SAR mengimbau warga masyarakat untuk lebih berhati-hati, karena kondisi tanah bisa memengaruhi aliran air dan keamanan lingkungan. Langkah awal dilakukan dengan memasang alat darurat untuk penarikan air untuk memastikan pasokan air bersih tetap tersedia bagi warga sekitar.
Nenurut cerita dari warga yang sudah tinggal di daerah tersebut selama bertahun tahun, fenomena ini belum pernah terjadi sebelumnya.
"Kami sempat bertanya ke beberapa warga yang sampai saat ini umurnya sudah 100 tahun, dan mereka belum pernah mengalami kondisi mata air ini seperti sekarang."ucap salah satu anggota tim SAR.
Penurunan air yang signifikan menimbulkan kekhawatiran di kalangan masyarakat. walau demikian, sumber air di Umbul Sengkaring tidak sepenuhnya kering.
Penurunan debit air terjadi dengan cepat. Dalam waktu hanya satu jam, ketinggian air di Umbul Sengkaring berkurang antara 15 hingga 20 cm. Hingga Jumat, 20 September 2024, tim SAR mencatat penurunan yang lebih drastis.
"Penurunan air sangat drastis, dari jam 2 sore kemarin hingga pagi hari ini, air di dalam gua turun sebanyak 4 meter, sementara di mata air umbulan yang bawah itu turun lebih dari 2 meter," jelas anggota tim SAR.
Perubahan ini diduga disebabkan oleh penyimpangan atau kebocoran aliran air di dalam gua, meskipun aliran air yang deras masih mengalir ke bawah. Namun, aliran tersebut sudah tidak mengarah ke titik yang sama seperti sebelumnya.
Situasi ini menimbulkan kekhawatiran bagi sekitar 15 ribu warga yang menggantungkan hidup mereka pada sumber air Umbul Sengkaring.
Diketahui, air bersih dari sumber ini digunakan untuk kebutuhan sehari-hari warga di tiga desa. Warga berharap pemerintah setempat segera turun tangan untuk membantu menangani masalah ini.
"Harapan masyarakat terhadap pemerintah setempat adalah agar mereka turut aktif, karena air bersih ini sangat penting sebagai sumber penghidupan bagi masyarakat di tiga desa," ungkap seorang warga.
Meskipun tindakan awal sudah diambil, termasuk pemasangan alat penarikan air darurat, masih diperlukan survei lebih lanjut untuk menemukan sumber masalah yang menyebabkan penurunan air. Tim SAR berharap dapat segera menemukan titik kebocoran atau penyimpangan aliran air sehingga Umbul Sengkaring bisa kembali berfungsi normal.
"Mudah-mudahan nanti kita bisa menemukan titiknya, dan semoga ini bisa kembali seperti semula untuk digunakan oleh masyarakat umum," harap tim SAR.
>>
Tidak ada komentar: