Petisi agar Miftah Maulana Habiburrahman dicopot dari jabatan Utusan Khusus Presiden muncul usai pria yang akrab disapa Gus Miftah itu viral menghina penjual es teh. Per Kamis (5/12/2024) pukul 16.34 WIB, petisi bertajuk Copot Gus Miftah dari Jabatan Utusan Khusus Presiden yang dimuat di laman Change.org itu telah ditandatangani 179.812 orang.
Pemrakarsa petisi, Dika Prakasa, meminta agar Presiden Prabowo Subianto meninjau ulang posisi yang diberikan kepada Gus Miftah. Dika berpendapat tindakan Gus Miftah bertentangan dengan prinsip Prabowo yang menghargai para pedagang kaki lima, seperti penjual bakso, serta nelayan.
Muncul Petisi Desak Prabowo Pecat Gus Miftah Buntut Viral Hina Penjual Es Teh
Dika juga menegaskan bahwa jika tindakan Gus Miftah terus dibiarkan, hal tersebut dapat merusak citra pemerintahan Prabowo.
"Apa yang dilakukan oleh Gus Miftah adalah gambaran karakter beliau, karena hal seperti ini sudah terjadi beberapa kali. Untuk itu, agar jajaran bapak sejalan dengan bapak, segara copot Gus Miftah!" tulis Dika.
Sunhaji Penjual Es Teh yang Viral Diolok-olok Gus Miftah Diangkat Jadi Anggota Banser
Publik pun menyampaikan dukungan terhadap petisi ini pada kolom komentar. Salah satu penandatangan petisi, Augustinus Sitorus, menyatakan perbuatan Gus Miftah sangat mencoreng jabatan Utusan Khusus Presiden.
Petisi yang meminta Gus Miftah dicopot dari jabatan Utusan Khusus Presiden sudah ditandatangani lebih dari 179.812 orang. (Foto: Change.org)
Oleh karena itu, dia meminta agar Gus Miftah segera dicopot dari jabatannya.
"Karena perbuatan Gus miftah sungguh sangat mencoreng jabatan yg ia terima sbagai UKP bidang ke agamaan. Tidak mencerminkan pemuka agama yg baik..harap copot segera dari jabatannya," tulis Augstinus.
Sementara itu, penandatangan petisi lainnya, Aulia Az, mengaku tidak rela uang pajak yang dibayarkannya digunakan untuk menggaji Gus Miftah.
"Saya tidak ikhlas jika uang pajak yang saya bayar menggaji untuk menginjak/menghina orang yang tidak mampu. Jangan menormalisasikan kalimat negatif sebagai candaan, Manusia penjual agama demi kekuasaan dan amplop," tulis Aulia.
Sedangkan penandatangan petisi lainnya, Indah Laras, menilai Gus Miftah tidak layak menjadi pejabat negara. Sebab, menurut dia, Gus Miftah tidak bisa dijadikan panutan.
"Gus Miftah tidak layak menjadi pejabat yang bisa dijadikan panutan terutama lisan dan sikapnya yang arogan," tulis Indah.
Tidak ada komentar: